Jumat, 07 Maret 2014 - 0 komentar

[Hampir] Patah Hati

Masih tentang kamu, Zy...
hampir tiga pekan aku mengenalmu
dan tiga kali pula ku tengok almanak di dinding kamar dengan tanggal-tanggal hitamnya yang semakin menua
sejak temu singkat dibawah langit jingga lalu
sudah setengah laman kutulis sajak tentang dirimu
sampai akhirnya kutau,
setiap kata yang kutulis hanyalah menjadi gerimis yang jatuh di telapak tanganku
lalu lenyap menguap di lesung langit
menjadi pelangi yang hanya bisa ku lihat sendiri

Malam kedua stelah pertemuan itu
langi sunyi terlecut kabut malam kalut
suaramu menjadi desas desis angin dingin ditelingaku
kita bicara seakan lidah kita kaku
masing-masing memaknai kata yang terucap kelu
sesekali menelan udara resah yang melesap pada keheningan yang semakin membeku
suaraku tertohok di tenggorokan saat rindu terkibas menjadi sendu

Dan kau, Zy...
Hanya bisa menghitung gerakan dada dari setiap nafas yang ku hembus percuma; sajak-sajakku telah kehilangan separuh tentang dirimu.
Aku tak pernah bosan mempertahanken hangat dirimu di sekat jantungku, namun katamu ini hanya rasa yang mengganggu; kau ucap lirih seumpama lagu kematian di ujung pelepasan
lantas kita saling terdiam, dan begitu terasing

Tak apalah, Zy...
Setidaknya kita pernah sama-sama menahan rasa rindu,
walaupun pada akhirnya tak melulu menggebu
saat sisa-sisa temu hanya menjadi remang-remang lampu.

0 komentar:

Posting Komentar